Sekilas sidang pembentukan UUD 45


I. Pada tanggal 29 April 1945, pada Hari Ulang Tahun Kaisar Jepang Tenno Heika dikeluarkan Maklumat Gunseikan No 23 tentang pembentukan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). (M Simanjuntak, 1997: 68,69,88)

II. Susunan pengurus dan keanggotaan BPUPK. (AB Kusuma, 2004: 84, 85, 86)

a. Ketua : Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat.
b. Wakil Ketua : Itibangase Yosio (Jepang).
c. Anggota Kehormatan (Tokubetu Iin, Jepang):

1. Itibangase Yosio. 2. Tokonomi Tokuzi. 3. Myano Syoozoo. 4. Itagaki Masamitu. 5. Matuura Mitokiyo. 6. Tanaka Minoru. 7. Masuda Toyohiko. 8. Ide Toitiroe.

d. Anggota : 1. R. Abikoesno Tjokrosoejoso. 2. H. A. Sanoesi. 3. K.H. Abdul Halim. 4. Prof. Dr. R. Asikin Widjajakoesoema. 5. Aris. 6. R. Abdoel Kadir. 7. Dr. R. Boentaran Martoatmodjo. 8. B.P.H. Bintoro. 9. Ki Hadjar Dewantara. 10. A.M. Dasaad. 11. Prof. Dr. P.A.H. Djajadiningrat. 12. Drs. Moh. Hatta. 13. Ki Bagoes Hadikoesoemo. 14. Mr. R. Hindromartono. 15. Mr. Moh. Yamin. 16 R.A.A. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro. 17. Mr. Dr. R. Koesoema Atmadja. 18. Mr. J. Latuharhary. 19. R.M. Margono Djojohadikoesoemo. 20. Mr. A.A. Maramis. 21. K.H. Masjkoer. 22. K.H. M. Mansoer. 23. Moenandar. 24. A.K. Moezakir. 25. R. Oto Iskandar Dinata. 26. Parada Harahap. 27. B.P.H. Poeroebojo. 28. R. Abdoelrahim Pratlykrama. 29. R. Rooslan Wongsokoesoemo. 30. Prof. Ir. Rooseno. 31. H. Agoes Salim. 32. Dr. Samsi. 33. Mr. R.M. Sartono. 34. Mr. R. Samsoedin. 35. Mr. R. Sastromoeljono. 36. Mr. R.P. Singgih. 37. Ir. Soekarno. 38. R. Soedirman. 39. R. Soekardjo Wirjopranoto. 40. Dr. Soekiman. 41. Mr. A. Soebardjo. 42. Prof. Dr. Mr. Soepomo. 43. Ir. R.M.P. Soerahman Tjokroadisoejo. 44. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo. 45. R.M.T.A. Soerjo. 46. Mr. Soesanto. 47. Mr. Soewandi. 48. Drs. K.R.M.A. Sosrodiningrat. 49. K.H.A. Wachid Hasjim. 50. K.R.T.H. Woerjaningrat. 51. R.A.A. Wiranatakoesoemah. 52. Mr. K.R.M.T. Wongsonagoro. 53. Ny. Mr. Maria Ulfah Santoso. 54. Ny. R.S.S. Soenarjo Mangoenpoespito. 55. Oej Tjong Hauw. 56. Oej Tiang Tjoei. 57. Liem Koen Hian. 58. Mr. Tan Eng Hoa. 59. P.F. Dahler. 60. A. Baswedan.

e. Anggota Tambahan : 61. K.H. Abdoel Fatah Hasan. 62. R. Asikin Natanegara. 63. BPKA Soerjo Hamidjojo. 64. Ir. Pangeran M. Noor. 65. Mr. M. Besar. 66. Abdoel Kaffar.

III. Pernyataan penting Prof. Dr. Soepomo tentang konstitusi negara (kemudian diserahi tugas membuat ‘batang tubuh’ UUD 1945). (AB Kusuma, 2004: 124, 125, 126, 128)

“……Aliran pikiran lain lagi dari pengertian negara ialah, teori yang dapat dinamakan teori integralistik, yang diajarkan Spinoza, Adam Muller, Hegel, dan lain-lain (abad 18 dan 19)……”

“……Oleh karena itu pembangunan Negara Indonesia harus disesuaikan dengan ‘sociale structuur’ masyarakat Indonesia, yang nyata dan masa sekarang, serta harus disesuaikan dengan panggilan zaman, misalnya cita-cita Negara Indonesia dalam lingkungan Asia Timur Raya……”

“……Lain negara, ialah negara Jerman nasional sosialis (Nazi) sebelumnya menyerah dalam peperangan sekarang. Negara itu berdasar atas pikiran negara totaliter, ‘das Ganze der politischen Einheit des Volkes” (integrate theory). Prinsip ‘Pimpinan’ (Führung) sebagai Kernbegriff ein totaler Führerstaat dan sebagai Prinsip yang dipakainya juga ialah persamaan darah dan persamaan daerah (Blut und Boden Theorie) antara pimpinan dan rakyat.

Tuan-tuan yang terhormat, dari aliran pikiran nasionalis sosialis (NAZI), ialah prinsip persatuan antara pimpinan dan rakyat dan prinsip persatuan dalam negara seluruhnya cocok dengan aliran pikiran ketimuran….

Kita sekarang meninjau negara Asia ialah Dai Nippon. Negara Dai Nippon berdasar atas persatuan lahir dan batin yang kekal antara Yang Maha Mulia Tennoo Heika, negara dan rakyat Nippon seluruhnya. Tennoo adalah pusat rohani dari seluruh rakyat. Negara bersandar atas kekeluargaan. Keluarga Tennoo yang dinamakan: ‘Koshitu’ ialah keluarga yang terutama. Dasar persatuan dan kekeluargaan ini sangat sesuai pula dengan coraknya masya-rakat Indonesia……”(h.126)

“……Oleh anggota yang terhormat tuan Hatta telah diuraikan dengan panjang-lebar, bahwa dalam negara persatuan di Indonesia hendaknya urusan negara dipisahkan dari urusan agama……” (h.128)

“……Oleh karena itu saya menganjurkan dan saya mufakat dengan pendirian yang hendak mendirikan negara nasional yang bersatu dalam arti, totaliter seperti yang saya uraikan tadi, yaitu negara yang tidak akan mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar, a-kan tetapi akan mengatasi segala golongan, dan akan mengindahkan dan menghormati ke-istimewaan dari segala golongan, baik golongan yang besar maupun golongan yang kecil ……” (h.130)

“……Dan Negara Indonesia yang terbentuk atas aliran pikiran persatuan yang saya uraikan tadi, pun akan dapat menjalankan dharmanya (kewajibannya) dengan semestinya sebagai anggota dari pada keluarga Asia Timur Raya..

IV. Pernyataan penting anggota BPUPK terkait dengan perubahan UUD.

a. H.Agoes Salim.

“………jangan kita memandang Undang-Undang ini sebagai satu Undang-Undang sakti. Baiklah ada perubahan seperti Undang-Undang biasa…”.

b. Moh. Yamin, 15 Juli 1945.

“……Mr. Yamin mengkritik sistimatik UUD buatan Panitia yang disebutnya tidak beraturan, bahkan disebutnya melanggar tertib hukum. Dia memajukan sistematik dan pembagian kekuasaan yang berlainan dengan sistematik panitia Soepomo….” (h. 48).

c. Soepomo.

“……Saya insaf sedalam-dalamnya, bahwa rancangan panitia itu jauh dari sempurna, memang kita hanya manusia belaka dan bukan ahli. Oleh karena itu kami mengakui betul-betul, bahwa pekerjaan kami tidak sempurna. Kami mencoba merancang undang-undang dasar yang bersifat ‘soepel’. Apa yang sekarang termuat dalam rancangan kami, barangkali tidak akan ketinggalan jaman……” . (h. 361)

5. Pernyataan penting Ketua PPKI, Ir. Soekarno, (18 Agustus 1945), terkait dengan perubahan UUD saat diresmikannya UUD RI 1945.

“……Tuan-tuan semuanya tentu mengerti bahwa Undang-Undang Dasar yang (kita) buat sekarang ini adalah Undang-Undang Dasar sementara. Kalau boleh saya memakai perkataan: ‘ini adalah Undang-Undang Dasar kilat. Nanti kalau kita telah bernegara dalam keadaan tenteram, kita tentu akan mengumpulkan kembali Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dapat membuat Undang-Udang dasar yang yang lebih lengkap dan lebih sempurna……”.

By fadli zul Dikirimkan di UUD 45

Tinggalkan komentar